Berubah dengan Cepat atau Mati Sia-sia
Sadarkah kita bahwa diantara dampak percepatan perubahan yang terjadi saat ini membuat setiap orang dan organisasi ingin melakukan perubahan yang semakin cepat pula? Mereka dihantui kecemasan menjadi “ketinggalan jaman” atau Kadaluarsa karena lambat dalam merespon perubahan. Kalimat dari Jack Welch “If the rate of change on the outside exceeds the rate of change on the inside, the end is near.” Tentu tak akan ada seorangpun yang bersedia untuk mengalami kiamatnya bukan?
Akhirnya semakin hari kita temui ide-ide baru bertebaran di sekitar kita, mulai dari gagasan mikro yang lebih nampak sebagai optimasi daripada inovasi atau sebuah gagasan yang benar-benar baru dan makro. Perubahan mikro bisa kita temui misalkan perubahan alur pelayanan di minimarket langganan Anda atau perubahan seragam dari karyawannya. Di sisi lain mungkin mulai Anda temukan minimarket-minimarket baru yang mencoba “menantang” para jagoan lama dengan menawarkan model bisnis yang berbeda, inilah diantara contoh perubahan makro.
Sayangnya, disaat banyak orang berupaya untuk menciptakan perubahan-perubahan tersebut, tak jarang yang berhenti di tengah jalan. Bahkan tak sedikit pula yang sudah berhenti sesaat setelah perubahan itu diluncurkan. Penyebab utamanya tentu saja adalah penolakan atau keengganan pengguna untuk menggunakan gagasan tersebut. Pengguna tidak mampu menemukan alasan untuk membuat mereka menggunakan gagasan itu, karena untuk merubah perilaku pengguna juga bukan persoalan sepele. Perilaku atau kebiaasaan manusia juga terikat dengan hukum kelembaman, sulit untuk berubah posisi.
Berubah Cepat atau Berubah Tepat
Peluru kendali menjadi senjata paling ditakuti oleh pesawat tempur yang merupakan alat tempur dengan tingkat kelincahan paling tinggi saat ini. Mengapa demikian? Karena peluru kendali memiliki dua sifat sekaligus, yaitu Kecepatan yang cukup untuk mengejar sasaran dan kemampuannya untuk mengunci dengan tepat target sasarannya meski bergerak dengan manuver apapun. Dengan kemampuan tersebut membuat reputasi peluru kendali menjadi semakin ditakuti.
Bayangkan jika peluru kendali hanya memiliki kecepatan yang sangat tingga namun tak mampu mengunci sasaran dengan tepat, apa yang akan terjadi? Justru kecepatan yang dimilikinya akan berdampak fatal, karena semakin cepat ia melesat artinya semakin cepat ia akan mengenai sasaran yang tak seharusnya. Bukan hanya buang-buang sumberdaya, dampak yang lebih mengerikan adalah senjata itu justru akan mengenai kawan sendiri atau objek sipil yang mestinya justru dilindungi. Dampak kerusakannya akan semakin mengerikan.
Atau sebaliknya, apa yang akan terjadi jika peluru kendali itu mampu mengunci target dengan tepat akan tetapi tidak memiliki kecepatan yang memadai untuk mengejar sasaran? Tentu peluru ini pada akhirnya akan kehabisan tenaga dan berhenti tanpa hasil. Begitu ia terjatuh dan mengenai objek yang salah, maka dampaknya juga tak akan jauh berbeda dengan situasi pertama.
Sama halnya dengan peluru kendali, inovasi atau perubahan juga demikian. Berubah dengan Cepat atau Berubah dengan Tepat bukanlah pilihan, melainkan dua hal yang mesti dipenuhi secara simultan. Jika inovasi kehilangan kecepatannya maka bersiaplah untuk gigit jari karena boleh jadi orang lainlah yang akan memiliki peluang untuk meluncurkannya lebih dulu, sungguh menyakitkan saat kita harus menyaksikan bahwa gagasan yang kita rancang dinikmati oleh orang lain hasilnya. Atau sebaliknya jika inovasi yang anda lakukan memiliki kecepatan yang sangat tinggi namun tidak pernah tepat memenuhi harapan pengguna, maka semakin cepat pula Anda harus mengubur dalam-dalam inovasi tersebut.
Adakah pendekatan mudah untuk berinovasi yang cepat dan tepat?
Untuk memastikan Anda mampu mengunci dengan tepat target penggunan (pelanggan) Anda maka pastikan Anda menemukan inti harapan dan keresahan mereka, karena secara prinsip setiap orang hanya peduli pada masalah mereka, bukan pada solusi yang anda tawarkan. “Customers don’t care about your solution. They care about their problems.” —Dave McClure
Banyak orang berpikir bahwa inovasi itu tentang solusi, ini awal kesesatan berpikir yang membuat semua orang yang berinovasi justru memulai dengan berlomba-lomba secepatnya menemukan solusi. Padahal inovasi itu justru tentang kemampuan untuk menangkap problem yang sedang atau akan dihadapi oleh pengguna. Jika Anda mampu mengenali keresahan dan harapan pelanggan dengan baik kemudian menawarkan solusi yang relevan, maka jelas mereka akan merespon seperti kata para milenial “ini gue banget”. Hasil akhirnya tentu sudah dapat diprediksi, mereka akan menjadi pengguna loyal inovasi Anda.
Sementara untuk memastikan bahwa Anda cukup cepat meluncurkan inovasi itu dan membuat orang lain menjadi tidak relevan adalah kemampuan Anda untuk melakukan uji produk secara cepat. Maka dari itu anda perlu dengan segera membuat prototipe dari inovasi yang Anda kerjakan sehingga dapat dengan cepat Anda uji cobakan kepada target pelanggan Anda. Saat mereka memberikan umpan balik atas prototipe yang Anda buat maka itu akan menjadi informasi yang teramat penting untuk membuat inovasi Anda menjadi semakin presisi dan valid.
Jika proses itu dilakukan dengan singkat, ringkas dan beberapa kali pengulangan untuk menemukan versi yang lebih tepat, maka sesungguhnya Anda telah menghasilkan sebuah peluru kendali yang tak akan pernah salah dan ketinggalan sasaran. Dengan kemampuan ini, maka persaingan menjadi tidak relevan lagi bagi Anda.
Pertanyaannya adakah metode praktis yang dapat membuat kita bisa melakukan semua hal di atas? Jawabannya ADA! Seluruh langkah dan metode praktis yang berdampak ini dikenal dengan DESIGN SPRINT. Metode inovasi yang dikembangkan di salah satu perusahaan paling inovatif di dunia, GOOGLE.
Ada banyak orang yang hanya karena tidak ingin disebut lambat, justru mereka berubah (berinovasi) dengan serampangan. Lalu pertanyaannya, apakah kita berubah dengan cepat atau berubah dengan tepat?
Temukan jawabannya, klik: https://youtu.be/J10SbsXmjvQ