Orang berprestasi tinggi biasanya terbuka terhadap berbagai pendekatan dalam mengatasi persoalan. Dan, terobosan revolusioner kadang bermula dari ketidakpuasan atas apa yang sudah diterima umum.
Dick Fosbury, nama atlet yang diabadikan sampai hari ini, mengubah gaya lompat tinggi dan menjadikannya terbalik di Mexico City, 1968.
Sebagai seorang atlet lompat tinggi muda pada awal 1960-an, Fosbury mengalami kesulitan untuk menguasai teknik standar waktu itu, yang dikenal sebagai teknik berguling ‘straddle‘.
Teknik yang umum saat itu adalah atlit melompati pembatasnya secara langsung, dengan satu lengan dan satu kaki duluan, lalu diikuti dengan lengan dan kaki lainnya.
Sementara sejumlah orang mungkin sudah menyerah saja, Fosbury malah menciptakan tekniknya sendiri. Ia mengembangkan teknik baru di mana ia melompati pembatas dengan posisi membelakangi. Teknik ini disebut “Lompatan Fosbury” (Fosbury Flop).
Tidak mudah bagi Fosbury untuk mengembangkan teknik lompat tinggi yang baru ini. Lebih sulit lagi membuat teknik ini diterima oleh umum.
Fosbury mengatakan, ”Saya berulang-ulang diberitahu bahwa saya takkan berhasil dan saya takkan dapat bersaing. Saya hanya mengangkat bahu dan berkata ‘Lihat saja nanti’”.
Olimpiade Mexico City, 1968
Ketika tiba gilirannya. Fosbury mulai dengan lari ke arah mistar dengan punggungnya menghadap ke mistar, lalu melakukan tendangan gaya gunting yang dimodifikasi saat melompat dan melewati mistar dengan badan terbalik dan horizontal dengan tanah.
Caranya memang tidak ortodoks, tetapi berhasil.
Hasilnya, Fosbury memenangkan medali emas dan memecahkan rekor Olimpiade sebelumnya, dengan catatan rekor baru 2,24 m. Sejak saat itu, tekniknya kemudian digunakan oleh sebagian besar pelompat tinggi.
Kreativitas keseharian
Paul Arden, penulis “What Ever You Think, Think The Opposite” mewariskan, “Keunikan cara berpikir adalah titik tolak kreativitas manusia.”
Dari cerita Fosbury, terbukti bahwa suatu hal yang berbeda (bahkan terbalik sekalipun) justru mampu menorehkan kesuksesan. Nah, sekarang saatnya menggunakan pesan dalam cerita Forbury itu, untuk keperluan peningkatan kualitas hidup dan-atau keunggulan bisnis.
Ajukan pertanyaan sederhana, berikut:
1. Dalam hal (kegiatan/konteks) ini, apa saja asumsi dasarnya?
2. Bagaimana (jika) kita bisa mengubah pertanyaannya?
3. Bagaimana jika kita tidak harus (tidak diwajibkan) menggunakan cara/pendekatan lama?
4. Bagaimana jika kita diminta mengerjakan ini, 100x lebih murah?
5. Bagaimana jika kita diminta mengerjakan ini, 10x lebih baik?
Pertanyaan favorit: “Apa yang akan Fosbury kerjakan?”
Selamat berlatih.