Public speaking itu seperti lem perekat, membuat orang lain percaya dan memilih kita.
Dengan kemampuan public speaking yang andal, seseorang dapat mempercepat karirnya.
Dari dua orang dengan level kepangkatan yang sama, setara dalam keahlian operasional, manajemen, dan kepemimpinan. Kepiawaian bicara di depan publik, pasti menjadi roket pelesat karir salah satunya.
Semakin mahir kita menceritakan gagasan, semakin mudahlah kita disetujui, dan semakin baiklah kualitas hidup kita.
Bukankah seperti ini yang kita inginkan?
Public speaking pada dasarnya adalah komunikasi.
Maka saat seseorang berbicara kepada publik, ia sedang berupaya membuat orang lain (pendengar) bergerak mendekati tujuan tertentu. Ada 3 tujuan yang dimungkinkan saat public speaking: (1) Memberi tahu (2) Memampukan (3) Menjual (mengubah).
Public speaking dengan tujuan memberi tahu, berarti pembicara melaporkan beberapa informasi, data.
Dengan adanya laporan, pembicara berupaya mengubah informasi/data yang pendengar miliki.
Public speaking dengan tujuan memampukan, mudah kita lihat contohnya di seminar, presentasi akademik, pelatihan penjualan, kursus. Pembicara mengubah kemampuan audien, dengan menjelaskan pengetahuan/ kemampuan baru, memberikan hikmah baru, menunjukkan cara (yang baru/beda) untuk kerjakan sesuatu.
Tujuan presentasi seperti ini untuk meningkatkan pemahaman dan/atau kemampuan audien.
Ada pun public speaking yang bertujuan menjual, dapat kita teladani dari praktik pembicara kelas dunia, misalnya Steve Jobs.
Ciri utama dari presentasi penjualan, ada pada strukturnya yang dikenal dengan istilah “Mas Jantung”. Yakni kepanjangan dari: “Masalah”, “Sebab dan Jawaban”, dan “Keuntungan”.
Masalah: Pernyataan singkat yang menjelaskan masalah yang dapat dipecahkan oleh (ide) Anda, atau kebutuhan/peluang yang dapat Anda penuhi.
Sebab dan Jawaban: Penjelasan mengenai penyebab dari masalah atau kebutuhan itu. Dan, solusi –atau jawaban – Anda bagi situasi tersebut.
Keuntungan: Ringkasan mengapa jawaban Anda adalah yang terbaik, setelah mempertimbangkan pilihan-pilihan lain.
Kapan pun kita sajikan public speaking, biasanya ada tiga bagian. Pembukaan, isi, dan penutup.
Di waktu pembukaan, pembicara mengobarkan api minat di benak pendengar.
Saat bagian isi, pembicara mendaratkan gagasan lewat contoh, bukti, dan cerita yang sesuai.
Begitu tiba di penutupan, pembicara memastikan bahwa pendengar mengantongi satu poin terpenting dan dapat ia tindaklanjuti.
Ketika pembukaan, pembicara menyampaikan manfaat utama yang pendengar dapatkan.
Ketika menyajikan isi, pembicara menciptakan pengalaman relevan di benak pendengar, sehingga pendengar dapat melihat, mendengar, dan merasakan secara konkrit apa ide yang pembicara ceritakan.
Ketika penutupan, pembicara menyimpulkan presentasinya dalam kalimat ringkas dan padat.
Dengan terus mengasah kemampuan public speaking, percayalah kita dapat lebih mudah mewujudkan cita-cita dan kualitas hidup yang kita kehendaki.
Selamat berlatih.